tak ada yang beda di senja kali ini
kecuali hatiku yang kosong melompong
seperti sedang ditinggal mudik oleh si pemilik yang pulang kapan entahnya
dan aku tetap menanti
aku menggapai harapan-harapan yang disodorkan oleh bau-bau busuk penghianatan
yang ini membungkus rapi sekotak rayuan
yang satu tersenyum manis penuh dusta
yang lain membawa satu kereta penuh kemunafikan
dan aku tetap menanti
laiknya bumi yang berputar pada porosnya tanpa perintah sesiapa
seperti malam yang telah berjadwal muncul setelah senja tiada
atapun serupa pelacur pelacur jalanan yang siap beroperasi kala jam menunjuk waktu birahi
dan aku tetap menanti
aku diam dalam orgasme
tanpa pernah mengerti siapa yang merangsang dan dirangsang
yang ku tau hanyalah : aku menikmatinya
sembari menunggu ruang penantianku terisi oleh si pemberi kepastian
dan aku
tetap menanti
tetap menanti
Yogyakarta, 07 Mei 2011
No comments:
Post a Comment