Thursday, May 26, 2011

surat untuk kekasihku

Yogyakarta, 26 Mei 2011

sayangku,
perjumpaan kita berawal dari sesuatu yang tidak semua orang bisa mengalaminya
aku tak mengira bahwa kau jatuh cinta padaku
aku merasa terlalu rendah untuk dicintai orang sepertimu
kau yang penuh dengan kasih dan sayang

sayangku,
terima kasih untuk semua cintamu selama ini
aku merasa menjadi orang yang paling beruntung
karena aku memilikimu

sayangku,
hari berganti hari
minggu berganti minggu
bulan berganti bulan
tahun berganti tahun
dan sampai saat ini
kita mampu bertahan

sayangku,
ketulusanmu memaafkan masa laluku adalah suatu anugerah bagiku
sejak dulu, aku tidak pernah berharap akan ada orang yang mencintaiku dan menerima aku apa adanya
tapi tidak denganmu
kau datang dengan kehangatan yang mampu melindungiku dari dinginnya hidup
dengan kesabaran yang mampu membimbingku menjalani hidup
dengan kasih sayang yang membuatku merasa sangat dicintai
selama ini, kau membawa banyak perubahan dalam diriku
aku tak lagi merasa sendiri

aku bahagia memilikimu

sayangku,
maafkan aku yang telah mempersulitmu dengan masuknya aku dalam kehidupanmu
maafkan aku yang selalu membawa masalah bagimu
maafkan aku yang belum bisa memberi yang terbaik untukmu
maafkan bila yang mampu kubagi denganmu hanyalah air mata dan masalahku
maafkan aku yang selalu menyusahkanmu
hidupku terlalu berat untukmu, sayangku

sayangku,
maafkan aku bila esok kau temui pintu kamarku yang terkunci
maafkan aku bila esok tak kau baui lagi parfum bellagio oranyeku
maafkan aku bila esok tak kau dengar lagi suara manjaku
maafkan aku bila esok tak kau dengar lagi senandung parau dari bibirku
maafkan aku bila esok tak kau dengar lagi omelanku
maafkan aku bila esok tak ada lagi yang mengelus rambut halusmu
maafkan aku bila esok tak ada lagi yang mengucapkan selamat malam
maafkan aku bila esok hari tiada lagi nafas yang kuhembus
aku pergi bukan benci,
aku pergi karena aku terlalu mencintaimu

sayangku,
jangan menangisi kepergianku
yakinlah hidupmu lebih indah tanpaku

sayangku,
semoga kita dipersatukan dalam kehidupan selanjutnya
dengan cerita berbeda yang penuh dengan cinta
dan bukan airmata

sayangku,
selamat tinggal
aku mencintaimu






Wednesday, May 25, 2011

karena tak seperti bis kota

di sudut matamu
terlihat banyak kesedihan
seperti mengakar dalam pada setiap tatapan
membohongi mimpi hanya untuk bisa berdiri
berdamailah dengan dirimu dan masa lalumu
dua yang telah tersia tak kan dapat kembali
relakan!

kirim kata sebagai penerang lorong pekat
berpuisi sebagai penghilang luka
biarkan berjalan sebagaimana bulan tetap bercinta dengan bumi
sebagaimana matahari setia menyinari
bagilah sebagai penyeimbang di sempitnya jalan tanpa pagar pengaman
berat jika kau rasa berat
ringankan!

senyumsenyum hadir untuk menguatkan
tangantangan terulur untuk menggandeng
kakikaki ada untuk menopang
bahubahu ada untuk bersandar
tertatih pilu menyemat nafas, :tetaplah berjalan!

karena tak seperti bis kota,
hidup takkan pernah berhenti untuk menunggumu menangisi dua putik yang gugur sebelum berkembang


Yogyakarta, 25 Mei 2011


aku pasti pulang, mama.

rindu yang merangsangku untuk pulang
sabar mama, akupun merindukanmu
di sudutsudut kota telah coba kucari ikan mas asam manis
tapi tak satupun yang menyamai buatan tanganmu
di peluk banyak sosok ibu
tapi tak seorangpun yang memiliki pelukan seperti pelukanmu
sabar mama, akupun merindukanmu
hanya saja kebodohanku masih menahanku di sini

aku pasti pulang, mama.



Yogyakarta, 23 Mei 2011



Saturday, May 14, 2011

ah, buat apa?

kau punguti mimpimimpi ku yang terburai
ah, buat apa?
kan kau susun lagi?
kan kau satukan lagi?

kau nyanyikanku lagu pengantar tidur
ah, buat apa?
kan kau korek lagi kenangan?
kan kau usik lagi keresahan?

kau jemput aku dengan kuda terbang
ah, buat apa?
kan kau lambungkan lagi rasa setinggi awan?
kan kau sisipkan rasa melayang?

kau kirimkan bunga setaman
ah, buat apa?
kan kau sebar baubau harapan?
kan kau cipta rasa kasihan?

kau puisikan akukamukita
ah, buat apa?
kan kau jilat ludahmu yang berserak?
kan kau perkosa hati yang merepih retak?


ah, buat apa?
di sinipun aku sudah mati rasa




Yogyakarta, 14 Mei 2011




Sunday, May 08, 2011

dan aku tetap menanti

tak ada yang beda di senja kali ini
kecuali hatiku yang kosong melompong
seperti sedang ditinggal mudik oleh si pemilik yang pulang kapan entahnya
dan aku tetap menanti

aku menggapai harapan-harapan yang disodorkan oleh bau-bau busuk penghianatan
yang ini membungkus rapi sekotak rayuan
yang satu tersenyum manis penuh dusta
yang lain membawa satu kereta penuh kemunafikan
dan aku tetap menanti
 
laiknya bumi yang berputar pada porosnya tanpa perintah sesiapa
seperti malam yang telah berjadwal muncul setelah senja tiada
atapun serupa pelacur pelacur jalanan yang siap beroperasi kala jam menunjuk waktu birahi
dan aku tetap menanti
 
aku diam dalam orgasme
tanpa pernah mengerti siapa yang merangsang dan dirangsang
yang ku tau hanyalah : aku menikmatinya
sembari menunggu ruang penantianku terisi oleh si pemberi kepastian
dan aku
tetap menanti





Yogyakarta, 07 Mei 2011 

Friday, May 06, 2011

senja ini, dia...

senja ini
langit menangis
mungkin ia pun
ingin berbagi rasa 
dengannya

senja ini
ada tears in rain
yang tercipta 
di atas kecewa
di atas sakitnya

senja ini
ada hati yang terluka
tersayat ketidakadilan
terabaikan kehangatan

senja ini
dia coba mengerti
dia coba pahami
dia coba resapi
semua yang sedang terjadi

senja ini
dia mulai mengumpulkan 
tetes demi tetes air mata
untuk dirangkainya menjadi seuntai bukti;
bukti bahwa luka itu pernah ada

senja ini
dia mulai menyusun hati
yang telah patah 
dia mulai melukis harapan
yang telah lama dia pendam
dan bukan balas dendam

senja ini
dia kenakan seuntai luka
sebagai pengingat
bahwa dia mampu
mampu mengalahkan
kecewa itu
sakit itu
luka itu

senja ini
dia akan bangkit
meskipun tertatih
dia akan berjalan
meskipun tak ada yang pedulikan 
akan tetap berjalan





Yogyakarta, 6 Mei 2011



Wednesday, May 04, 2011

hari ini saja

hari ini
aku sangat membenci diriku
aku yang sedang tak bisa menerima kenyataan
bahwa aku kalah
bahwa aku telah jauh tertinggal

hari ini
aku sangat membenci diriku
aku yang hanya bisa memperkeruh keadaan
tak bisa mencerahkan
tak bisa menyederhanakan

hari ini
aku sangat membenci diriku
aku yang sedang tak mempunyai semangat
untuk berdiri tegar
untuk bersiap berlari

hari ini
aku sangat membenci diriku
aku yang sedang kehilangan jati diri
yang terombang ambing ke sana kemari
yang tak berjangkar tak bernavigasi

hari ini
aku sangat membenci diriku
tapi hanya untuk hari ini saja
esok, pasti kan ku bawa cerita baru
pasti dan harus lebih baik dari hari ini





Yogyakarta, 4 Mei 2011

Tuesday, April 19, 2011

ku seret bayangmu

ku padam lampu
ku ucap doa
ku susun pembaringan
ku pejam mata

Ah,
belum berhasil juga menutup hari
meski telah lelah hati ini

akirnya,
kuseret bayangmu seperti hari-hari sebelumnya
kuletakkan di sampingku
dan kupeluk erat

nyaman yang menyelimutikku perlahan

aku menoleh pada bayangmu,
menatap lekat
dan kuucap
'selamat tidur, kenangan..'


Yogyakarta, 17 November 2010

overdosis dosa

hati menjerit
terjepit

tergurat lelah
putus
terkoyak
kemudian terhempas

berjuta rasa yang tak kunjung reda
serupa badai menerjang asa
Tuhan, kusimpuhkan diri di bawah batas jiwa
kembali mendengar tutur nurani di selongsong rasa

titik nol pergi menanti
untuk kembali ke alam suci
pastikan ku lolos dari baris kiri
lepaskan semua niat duniawi

angkat dan bersihkan diri
bila hanya sejauh doa Kau ku cari
maka padaMu aku kembali
ijinkanku meretas hati menapak hari;
lagi !


Yogyakarta, 13 Desember 2010

aku pastikan




tak butuh waktu lama
untuk memahami bahasa tubuhmu
mengisyaratkan kau perlahan menjauh
mencipta jarak berbilur tanya

katakan,
apa yang bisa kulakukan untuk mencegahmu pergi

di sudut purnama aku membilang bintang
tak terasa kini sudah genap sepekan
haruskah aku melesat menembus awan
mencari jejak yang kau tinggalkan?

sepi kini merajam
tahukah kau?
inginku mendobrak pagar pembatas
agar aku bisa sedikit saja mencium aroma menthol yang kau sebarkan

namun tak tampak jua semua berkawan
dan dengan sedikit sisa rasamu di ujung bibirku
aku pastikan
kau kan ku temukan


Yogyakarta - 18 April 2011


Wednesday, April 13, 2011

tak mampu ku beri judul

sejenak siluetmu terlintas selujur indera; teringat!
menyita waktu mengulas setiap kata
yang kau pilin perlahan menjadi bius
kemudian kau selip di setiap hembus nafasku

ku kagumimu dari ujung rambut sampai ujung kaki
senyummu selaik sudah terpatri di kedipan mataku
tajam matamu, mancung hidungmu, tipis bibirmu, sudut rahangmu, 
desah nafasmu, bahkan batuk mu pun kuingat jelas

seperti ku tahu rasa ini apa
hanya saja tak bisa kuungkap lewat aksara
selaksa hipnotis kau bermain
mengocok rasa hingga tak bernama

kau buat aku melayang
hingga tak tersadar kau tuntun aku ke tempat yang paling menyakitkan
lalu kau biarkan bintang-bintang bermain 
di atas rasa yang ku punya


ingin percaya kau ada
namun seperti asap rokok yang kau hembus dari bibirmu, 
tebal; lalu perlahan menipis dan semakin meniada
sungguh kau hadiahiku suatu ketiadaan yang nikmat!





Wednesday, March 30, 2011

di sepertiga malam

perlahan aku mulai kecanduan kamu
kusempatkan mengintip di balik hujan
mendengar nafasmu pun aku sudah tenang

entah sampai kapan kubiarkan
rasa ini terus bersarang

mungkin butuh sedikit direhabilitasi
agar sakaw sedikit berkurang
seperti burung yang meninggalkan sarang

tapi aku tak yakin pasti
candu ini akan hilang

Tuesday, March 22, 2011

sedang lelah


waktu!
ya, kau selalu bilang bahwa semua butuh waktu.
tapi aku juga tetep manusia biasa yang bisa lelah juga.
kejujuranku serasa percuma.

sampai kapan kecurigaan ini akan kamu pelihara, sayang? 
aku tau memang hak kamu untuk seperti itu.
tapi jujur, lama2 aku capek juga.
jangan salahakan kalo nanti yang terjadi justru sebaliknya.